Malam itu, saya dan beberapa teman sedang duduk-duduk santai di sebuah warung kopi pinggir jalan. Malam itu bulan bersinar sangat cerah dan udara pun begitu sejuk menenangkan di kota Malang. Saya dan teman-teman bersenda gurau di dalam warung kopi dengan berdiskusi berbagai hal.
Di tengah senda gurau kami, mendadak salah satu teman terdiam. Saya bertanya kepadanya apa yang sedang dia rasakan. Dia berkata, dia mencium wangi bunga melati. Saya dan teman-teman kemudian tertawa terbahak-bahak. Anehnya, teman saya tetap saja diam hingga beberapa jam ke depan.
Tiba-tiba, salah satu teman saya yang lain mendadak terdiam juga. Ketika ditanya, dia mengaku mencium wangi bunga melati sama seperti teman saya sebelumnya.
Akhirnya, kami semua tidak bisa tinggal diam. Kami mulai merinding dan penasaran dengan apa yang terjadi. Seolah menjawab pertanyaan kami, langit mendadak bergemuruh.
Cuaca yang tadinya tenang, damai, dan sejuk mendadak berubah mencekam. Gerimis mulai turun secara perlahan. Tidak lama kemudian, gerimis itu turun semakin deras.
Di tengah derasnya air hujan, salah satu teman saya tiba-tiba berteriak, dia menunjuk ujung jalan. Terkejutlah kami semua. Di ujung jalan itu, ada sepasang pria dan wanita dalam busana pengantin Jawa sedang berjalan menyusuri jalan raya di tengah hujan.
Raut wajah mereka hitam dan mencekam. Tentu kita semua segera lari terbirit-birit menjauhi pasangan yang kian mendekat itu. Esok harinya, saya bertanya kepada warga sekitar tentang pengalaman saya kemarin malam.
Mereka kemudian bercerita bahwa beberapa minggu sebelumnya memang telah terjadi sebuah kecelakaan yang menewaskan sepasang pengantin yang baru saja menikah. Mungkin pasangan itulah yang saya lihat semalam.
0 komentar:
Post a Comment